HIMDAS
BABAK AWAL PERJALANAN HIMDAS
KECENDRUNGAN TERHADAP "budaya/kebudayaan lokal
Tarian Adat Dayak pada UANG Rp 2.000
Bekulinang
Kuliang adalah alat musik tradisional yang berasal dari suku dayak beriam. Alat musik kulinang umumnya terbuat dari logam/kuningan. Selain dari logam/kuningan, alat musik kulinang juga bisa di buat dari bilah kayu yang di bentuk sedemikian rupa sehingga bunyinya bisa menyerupai alat musik kulinang yang terbuat dari logam/kuningan. Alat musik kulinang biasanya di mainkan oleh satu orang dengan cara di pukul.
Umumnya, alat musik kulinang dimainkan pada upacara/ritual-ritual adat dan kawinan/pernikahan. Bunyi yang dihasilkan alat musik ini jenisnya bermacam-macam, biasanya ditentukan berdasarkan upacara yang sedang dilaksanakan pada saat itu. Orang yang bisa memainkan alat musik ini disebut pekulinang, sedangkan istilah bekulinang digunakan untuk sebutan orang yang diminta untuk memainkan alat musik kulinang.
Alat musik kulinang yang terbuat dari logam/kuningan biasanya disebut dengan kulinang, sedangkan alat musik kulinang yang terbuat dari bilah kayu disebut dengan gambang. Jenis kayu yang digunakan untuk memukul alat musik kulinang biasanya terbuat dari kayu yang berkontur lembut seperti kayu kampul, bisa kayu madang, pulai, jelutung dan beberapa jenis kayu lainnya yang tergolong dalam jenis/species kayu kampul (kampul; bahasa dayak beriam).
Nb : boleh di copy paste, tapi tdk boleh diperdagangkan atau diperjual belikan demi meraup keuntungan (bisnis) tanpa se-izin dari penulis, terima kasih. Untuk konfirmasi, silahkan kirimkan e-mail ke: strongman_mart@yahoo.com
MENGENAL ADAT BERAYAH SUKU DAYAK BERIAM
Beras/uang tersebut merupakan salah satu prasyarat undangan terhadap belian yang ingin didatangkan oleh keluarga korban/yang mengalami sakit. Setelah ritual berayah/bebelian selesai biasanya keluarga korban juga memberikan sejumlah uang atau beras kepada belian yang bersangkutan sebagai ucapan terima kasih juga ada juga yang digunakan sebagai pekaras (syarat scr adat) agar pengobatan yang dilakukan oleh belian tersebut berhasil membuahkan kesembuhan terhadap korban yang sakit (mengasik; manjur).
Rumah adat suku Dayak Beriam
KALAH 4 : 1
Permainan kami baru mulai membaik setelah kami kebobolan 2 (dua) gol. Adanya perbaikan dalam permainan itu ditunjukkan dengan terciptanya 1 (satu) gol balasan dari tendangan straiker Mandau Fc Marte. Kami sangat bersyukur pada babak pertama selisih skor sempat tipis 2-1 dari tim lawan, namun sayang skor yang tercipta tidak dapat dipertahankan atau ditambah oleh pemain pengganti setelah terjadi 2 pergantian pemain yaitu Marte (straiker) dan Budi (back) sebelumnya yang kemudian digantikan oleh Viktor dan Bayu. Hal lain yang membuat permainan kami menjadi lemah adalah faktor stamina dan semangat, teman-teman tidak dapat bermain lepas dan cendrung agak lambat sementara tim lawan bermain sangat cepat dan hati-hati, sehingga kiper kami harus bersusah payak menghalau beberapa tendangan yang pada akhirnya menambah lumbung gol bagi tim lawan menjadi 4-1.
Faktor lainnya yang menyebabkan kami tidak dapat bermain baik karena absennya Chandra dank arena ada kesalahan teknis dilapangan seperti pengaturan pemain pertama dan adanya pemain yang tidak mematuhi official kami Ferdinan Julian. Seharusnya pemain yang diturunkan pada babak pertama Marte, Alex, Budi, Ino dan Leo (kiper), malah Ino diganti dengan Reza, sehingga tim tidak dapat bermain atraktif karena antara Marte (straiker) dan Reza (tengah) belum dapat memahami permainan masing-masing. Saya (Marte) terbiasa bermain mengikuti tempo permainan lawan dan agak cepat sementara Reza agak lambat dan kurang dapat mengkomunikasi permainan sehingga berkali-kali saya meminta bola tidak diberikan dengan benar, kalaupun ada umpan lebih memudahkan tim lawan menguasai bolanya.
Oleh : Marterinus, SH
Puji Tuhan Yesus Kristus menyertai kita semua
Teman-teman mahasiswa dayak/angota himdas dimanapun, kami ucapkan selamat datang dan selamat bergabung bersama himdas, karena himdas ada dari dan untuk kita semua. Himdas dapat berdiri karena adanya dukungan dan partisipasi kita semua yang mengharapakan “perubahan”, untuk itu marilah kita bersama-sama membangun himdas menjadi sebuah organisasi besar yang dapat berperan serta secara langsung dalam pembangunan daerah di Kalimantan khususnya dan pembangunan Bangsa Indonesia umumnya.
Visi-misi himdas adalah menampung dan menyalurkan aspirasi teman-teman mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap:
Kehadiran mahasiswa-mahasiswi dayak yang ada di kota semarang dan di kota-kota lain yang berada di luar pulau Kalimantan
Kegitan keorganisasian yang dapat mempersatuakan mahasiswa-mahasiswi dayak dimanapun
Daerah asal (Kalimantan) dan pembangunan bangsa dan Negara
Dengan pertimbangan di atas, marilah kita bersama-sama membangun himdas menjadi sebuah organisasi yang siap di andalkan karena awal sebuah “perubahan” telah kita nyatakan untuk membentuk sebuah organisasi kemahasiswaan yang kita beri nama HIMDAS atau Himpunan Mahasiswa Dayak Semarang. Perlu kita sadari bersama bahwa awal pembentukan himdas sampai saat ini merupakan proses panjang dalam perjalanan himdas dan merupakan tantangan tersendiri bagi kita semua dalam memperjunagkan aspirasi kita semua, sehingga aspirasi kita bisa di dengar dan kita semua bisa dilibatkan dalam berbagai kegiatan atau pengambilan keputusan. Marilah kita menggalang persatuan dan kesatuan diantara anggota himdas dan persaudaraan terhadap semua orang yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan Kalimantan khususnya karena suksesan pembangunan sebuah bangsa dan Negara tidak terlepas dari pembangunan daerah dan masyarakat. Sebagai informasi, sebelumnya bernama himdas, organisasi kemahasiswaan dayak di semarang bernama HIMDAY atau Himpunan Mahasiswa Dayak, baru kemudian berubah nama menjadi HIMDAS setelah diputuskan dalam rapat AD/ART di kota semarang.
Semoga kehadiran himdas dapat memberi solusi terhadap keprihatinan kita semua selama ini, karena selama ini kita kurang mendapatkan tampat/perhatian dari pemerintah daerah khususnya. Kita kurang dilibatkan dalam pengambilan kebijakan daerah, sehingga berdampak pada kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam bidang pendidikan khususnya dan perhatian pemda terhadap kemajuan dan perkembangan mahasiswa-mahasiswi dayak yang semakin tahun semakin bertambah banyak yang melanjutkan pendidikan/kuliah di luar daerah. Untuk itu, marilah kita bersama-sama mendorong pemerintah daerah khususnya dan pemerintah pusat umumnya untuk lebih memperhatikan kita.
Untuk menjawab semua hal diatas, maka himdas menawarkan program kerja sebagai berikut:
Melakukan pendataan terhadap seluruh mahasiswa/i dayak dimanapun.
Mengajak teman-teman mahasiswa/i dayak untuk peka dan lebih peduli terhadap persoalan yang sedang kita hadapi dengan mengadakan dialog/diskusi secara rutin, khususnya dalam mengkritisi kebijakan yang akan atau telah dikeluarkan oleh pemerintah (pusat/daerah).
Mendorong pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan pendidikan khususnya dalam memberikan bantuan berupa sarana dan prasaran pendukung kegiatan mahasiswa, seperti asrama mahasiswa atau pemberian beasiswa kepada mahasiswa yang kurang atau tidak mampu dan mahasiswa yang berprestasi.